Nasib Apes Gen Z: Dianggap Aset, Nyatanya Dihantui Pengangguran dan Jebakan Pinjaman Studi

Nasib Apes Gen Z : Dianggap Aset, Nyatanya Dihantui Pengangguran dan Jebakan Pinjaman Studi

Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai Gen Z, kerap kaki dianggap sebagai generasi dengan potensi besar yang akan membawa perubahan yang signifikan di berbagai bidang dalam pembangunan nasional mendatang.

Dalam berbagai forum dan diskusi, Gen Z selalu menjadi topik isu menarik yang diharapkan mampu menghadapi tantangan global dengan keterampilan dan inovasi yang mereka miliki. 

Namun, realitas yang dihadapi oleh Gen Z saat ini di Indonesia tidaklah seindah harapan dan angan-angan. Sebaliknya, justru berpotensi menjadi liabilitas bagi negara. Sebuah potret pemandangan yang miris.

Menurut data terbaru yang di release kompas.com, ada sekitar 10 juta Gen Z di Indonesia saat ini sedang menganggur. 

Angka ini sangat mengkhawatirkan dan cukup besar mengingat mereka adalah kelompok usia produktif yang dalam pilpres 2024 lalu merupakan pemilih terbesar

Lebih ironisnya lagi meskipun memiliki potensi besar, mereka juga terjebak dalam situasi yang sulit akibat tingginya biaya kuliah atau UKT (Uang Kuliah Tunggal) dibeberapa kampus ternama pada tahun 2024. 

Bagi banyak keluarga, biaya pendidikan yang mahal menjadi beban yang berat. 

Meskipun pemerintah dan berbagai lembaga menyediakan skema solusi pinjaman studi atau student loan, solusi ini berpotensi menjadi pedang bermata dua. 

Di satu sisi, pinjaman studi memberikan kesempatan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi, tetapi di sisi lain, mereka harus menanggung beban hutang yang tidak kecil sebelum maupun setelah lulus.

Beban hutang ini masalah yang tidak bisa dianggap remeh. Banyak lulusan harus berjuang keras untuk melunasi pinjaman mereka di tengah persaingan ketat pasar kerja yang sulit. 

Dengan lapangan kerja yang terbatas dan kondisi ekonomi yang tidak selalu stabil, banyak dari mereka yang akhirnya terperangkap dalam siklus hutang yang berkepanjangan. Tak mengherankan jika mereka juga terjebak dalam pinjaman online yang saat ini sudah meresahkan masyarakat

Lebih parah lagi, pinjaman studi ini seringkali menjadi penghalang bagi mereka untuk memulai kehidupan mandiri dan membangun masa depan yang lebih baik. 

Beban hutang yang menumpuk membuat mereka sulit untuk menabung, membeli rumah, atau bahkan memulai bisnis sendiri. 

Alhasil, potensi besar yang dimiliki oleh Gen Z justru terhambat oleh masalah finansial yang mereka hadapi sejak awal karier mereka.

Pemerintah dan para pemangku kepentingan perlu lebih serius dalam mencari solusi atas permasalahan ini. 

Tanpa upaya yang serius dan berkelanjutan, nasib malang yang mereka alami saat ini hanya akan terus berlanjut dan memburuk di masa depan. Alih-alih diharapkan menjadi potensi bagi masa depan namun yang terjadi justru adalah menjadi beban berat yang harus diongkosi makan siang gratis juga [].


Oleh: Dr. La Ode Mahmud, M.Si.



Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال