Sejarawan Muslim Nicko Pandawa mengungkapkan ternyata bahasa melayu atau bahasa jawi merupakan bahasa yang banyak dipengaruhi oleh dakwah.
"Memang kalau kita melihat bahasa melayu atau dalam sejarahnya itu bahasa Jawi, ini kan sebenarnya merupakan bahasanya orang-orang kita yang banyak terpengaruhi oleh dakwah, oleh unsur-unsur Islamisasi," jelasnya dalam, JKDN Series: Pangeran Diponegoro Benci Bahasa Melayu?, Kamis (8/6/2023) di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn.
Ia juga menyatakan salah satu penyebab ketersebaran bahasa melayu di Asia Tenggara adalah karena dijadikan sebagai bahasa pengantar oleh para Ulama.
"Saya melihat sebenarnya kalau dalam konteks bahasa Melayu ini, kenapa dia itu bisa digunakan secara luas di Asia Tenggara ini, karena inilah yang kemudian dijadikan bahasa pengantar oleh para ulama," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa bahasa Melayu dipahami oleh semua orang di Asia Tenggara dan menjadi bahasa Lingua Franca (bahasa pergaulan).
"Bahkan kita melihat bahasa Melayu misalkan atau bahasa Jawi itu kan, ketika dia masuk ke Jakarta ada bahasa melayu Betawi, masuk ke Kalimantan atau di Malaysia bahasa melayu yang di sana, atau bahasa melayu yang di timur, Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat," paparnya.
Sehingga menurutnya wajar jika belanda menetapkan bahasa melayu sebagai bahasa pengantar yang digunakan kepada penguasa-penguasa setempat.
"Makanya ketika Belanda itu masuk ke sini dia ingin berbicara dengan orang-orang Indonesia, Malaysia atau bahasa apa yang di Asia Tenggara ini, yang itu mau nggak mau harus bisa memahami bahasa Melayu," pungkasnya.[] Cicin Suhendi
Rubrik
Opini