Pengamat Ekonomi Problem ekonomi Yuana Tri Utomo mengatakan yang menjadi problem kapitalisme ketika manusia memiliki kebutuhan kelangsungan hidupnya tidak terbatas, sementara disatu sisi sarana pemuas kebutuhan itu terbatas.
Kebutuhan menurut kapitalisme ini tidak terbatas. Sementara sarana pemuas kebutuhan makanan itu terbatas. Dikatakannya dalam wawancara di kanal Youtube Live Khilafah Channel Reborn: Islam dan Problem Pemikiran, Sabtu 13/5/2023
“Problem kapitalisme ketika manusia memiliki kebutuhan kelangsungan hidupnya tidak terbatas, sementara disatu sisi sarana pemuas kebutuhan itu terbatas. Lapar, butuh makan maka harus mencari makanan. Lapar ini tidak terbatas. Kebutuhan menurut kapitalisme ini tidak terbatas. Sementara sarana pemuas kebutuhan makanan itu terbatas . sehingga kemudian satu orang, dua orang ingin makan, tiga orang ingin makan. Lalu terjadi rebutan bahan makanan.” Ungkapnya
“Ekonomi adalah produk berpikir yang menjadi arus utama kehidupan manusia karena untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelangsungan peradaban manusia itu sadar atau tidak sadar ketika dia beraktivitas untuk memenuhi kehidupannya dia berperilaku ekonomi artinya dia entah punya teori ekonomi atau tidak, dia berperilaku ekonomi. Maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia belajar, belajar itu sebetulnya orientasinya agar bisa dapat pekerjaan misalnya fakultas yang banyak tenaga kerja itu ujung ujungnya kerja. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar bisa makan enak agar bisa punya mobil, punya rumah dan lainnya sebagainya. Ini perilaku ekonomi juga. Problemnya adalah industrialisasi di produk, dicetak, dibuat oleh teori teori ekonomi yang kontemporer sekarang ini lahir dari peradaban barat.” Ungkapnya
Menurutnya, problem kelangkaan sekarcity yang terjadi tidak bisa dilepaskan dari pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang di mayarakat khususnya di kalangan pemikirnya. Oleh Adam Smith bapak kapitalisme, cara menyelesaikannya dengan cara pasar bebas. biarkan di pasar yang menangani, kemudian muncul teori Laissez-faire, negara tidak usah ikut campur itu teori klasik. Neoklasik beda lagi negara bahkan jadi pelaku pasar. Sekarang munculnya oligarki itu bahkan penguasa dikuasai oleh pengusaha.
“Agar tidak bias dan bersih dari kotoran kapitalisme, kita ini manusia bagaimanapun juga sama dengan orang-orang di barat dan benua lain memiliki sifat rakus juga, nah kalau kerakusan kita ini mendominasi sampai menutup akal sehat kita apa bedanya dengan mereka yang menganut kapitalisme.” Paparnya
Penting mengetahui fakta berpikir islami dan tsaqofah Islam agar rasa rakus kita karakter rakus kita ini terkendalikan oleh pemikiran kita. Pemikiran kita sebagai joki , sebagai driver, sebagai pengendali kerakusan itu sehingga tidak liar.[] Rohadianto
Rubrik
Opini