Forum Peduli Bangsa Jejaring Pesantren Dr. Habib Zainal Abidin Bilfaqih, mengatakan bahwa hanya Islamlah yang bisa menyetukan umat.
“Umat Islam ini ukhuwahnya satu seluruh dunia, karena Islam datang ke muka bumi ini untuk mempersatukan,” ujarnya dalam Perspektif: Khilafah, Komoditi Kampanye Hitam Tahun Politik? di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisia Data (PKAD), Senin (5/6/2023).
Ia menjelaskan tentang sejarah umat Islam pasca era perang dunia kedua sehingga terbentuk negara-negara kebangsaan dan penjajah memecah negeri-negeri kaum Muslim menjadi beberapa negara seperti Saudi Arabia, Kuwait, Jordania, Irak, Iran, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan lain-lain.
“Kolonial yang memecah kita semua. Sadarlah kita semua. Saya bicara untuk kaum muslimin. Sadarlah yang membuat nation ini adalah mereka kaum menjajah, kemudian kok yang dikambing hitamkan khilafah. Kok kita tidak berani ngilokno penjajah yang telah mengotak-otakkan umat Islam” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan jargon hubbul wathon minal iman dengan nasionalisme. Menurutnya wathon berbeda dengan dengan negara atau nation, maka orang-orang dulu menyebutnya negeri atau tanah air, tidak menyebutkan negara. Karena kalau negara ini sebuah pemerintahan atau negara yang membentuk adalah penjajah Eropa.
Kemudian ia mengoreksi kondisi negara ini. Menurutnya pemerintah harus hadir untuk mengakomodasi rakyat, membuat negara ini aman, tentram, adil dan sejahtera, bukan menjadi provokator bagi rakyat dan rakyat jangan dijadikan komoditas.
“Sekarang ini kita miskin kedaulatan, pemimpin kita sudah nggak punya kedaulatan. Institusi negara sudah kehilangan kedaulatannya, kita hanya dijadikan sebagai petugas sebuah kekuasaan, kekuasan kekuatan oligarki,” pungkasnya.[]
“Umat Islam ini ukhuwahnya satu seluruh dunia, karena Islam datang ke muka bumi ini untuk mempersatukan,” ujarnya dalam Perspektif: Khilafah, Komoditi Kampanye Hitam Tahun Politik? di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisia Data (PKAD), Senin (5/6/2023).
Ia menjelaskan tentang sejarah umat Islam pasca era perang dunia kedua sehingga terbentuk negara-negara kebangsaan dan penjajah memecah negeri-negeri kaum Muslim menjadi beberapa negara seperti Saudi Arabia, Kuwait, Jordania, Irak, Iran, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan lain-lain.
“Kolonial yang memecah kita semua. Sadarlah kita semua. Saya bicara untuk kaum muslimin. Sadarlah yang membuat nation ini adalah mereka kaum menjajah, kemudian kok yang dikambing hitamkan khilafah. Kok kita tidak berani ngilokno penjajah yang telah mengotak-otakkan umat Islam” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan jargon hubbul wathon minal iman dengan nasionalisme. Menurutnya wathon berbeda dengan dengan negara atau nation, maka orang-orang dulu menyebutnya negeri atau tanah air, tidak menyebutkan negara. Karena kalau negara ini sebuah pemerintahan atau negara yang membentuk adalah penjajah Eropa.
Kemudian ia mengoreksi kondisi negara ini. Menurutnya pemerintah harus hadir untuk mengakomodasi rakyat, membuat negara ini aman, tentram, adil dan sejahtera, bukan menjadi provokator bagi rakyat dan rakyat jangan dijadikan komoditas.
“Sekarang ini kita miskin kedaulatan, pemimpin kita sudah nggak punya kedaulatan. Institusi negara sudah kehilangan kedaulatannya, kita hanya dijadikan sebagai petugas sebuah kekuasaan, kekuasan kekuatan oligarki,” pungkasnya.[]
Rubrik
Opini