Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Reta Fajriah mengatakan generasi Z harus memahami bahwa politik itu tidak sekadar pemilihan umum (pemilu) tetapi bagaimana pemimpin mengurusi rakyatnya.
“Generasi Z harus paham politik, bahwa hal itu tidak sekadar pemilu atau tidak sekedar memperoleh suara, tetapi politik adalah bagaimana seharusnya pemimpin mengurus urusan rakyatnya," jelasnya dalam Kuntum Khaira Ummah: Gen Z dan Politik, Bagaimana Pengaruh Mereka dalam Pemilu 2024 Mendatang? Selasa (6/6/2003) di kanal Youtube Muslimah Media Centre.
Ia mengatakan tahun 2024 adalah tahun politik dan generasi Z memiliki daya tarik potensi suara yang cukup besar. Partai politik (parpol) diyakininya akan berupaya untuk menarik minat berpolitik dari generasi Z.
"Kesempatan ini memang digunakan oleh parpol-parpol, sehingga memang di beberapa partai ada bagian tersendiri yang memang dipersiapkan untuk mengemas konten-konten politik sebagai bahan kampanye melalui medsos," ujarnya.
Bahkan ia mengatakan ada juga partai politik yang memang menggaet artis dari kalangan generasi Z untuk dijadikan sebagai juru kampanye supaya bisa mengangkat partisipasi politik dari sesamanya generasi Z.
Ia mengatakan generasi Z memiliki selera sendiri terkait dengan kepemimpinan yang secara garis besar ada lima poin yang menarik minat generasi Z terhadap profil kepemimpinan dimasa depan.
Pertama memiliki visi misi yang jelas dan terukur itu sekitar delapan puluh persen.
Kedua, terkait dengan integritas. "Artinya mereka lebih melihat sosok yang memiliki rekam jejak yang baik, bersih dari kasus-kasus korupsi atau kasus-kasus kriminal yang lainnya itu sekitar tujuh puluh delapan persen," ujarnya.
Ketiga, terkait dengan pengalaman berpolitik, sekitar tujuh puluh tiga persen.
Keempat, terkait dengan asal usul keluarga enam puluh tiga persen.
Kelima adalah terkait dengan agama. "Ini sekitar empat puluh tiga persen menganggap bahwa yang diminati saat ini adalah yang beragama secara inklusif dan toleran serta menghormati keberagaman," ungkapnya.
Islam Agama dan Politik
Ia menjelaskan Islam sebagai sebuah agama tidak bisa dipisahkan dari politik. jadi politik identitas harus dan wajib sebagai seorang Muslim.
"Politik yang dimaksud adalah bagaimana Islam mengatur urusan rakyat dalam berbagai aspek dan justru ini merupakan bagian dari kecerdasan politik yang memang wajib disampaikan kepada seluruh umat Islam," jelasnya.
Oleh sebab itu politik Islam kata Ustazah Reta memang tidak bisa kondusif dan tidak bisa diterapkan di alam demokrasi. Jadi mempersiapkan umat di masa mendatang untuk mau kembali berhukum dengan hukum Islam dan membangun sebuah peradaban Islam.
"Seorang Muslim yang hidup diatur oleh Islam dalam berbagai urusan seperti, sistem ekonomi dalam Islam, sistem sosial dalam Islam, sistem pemerintahan dan seluruh urusan kehidupan secara tuntas dan akan mendapatkan keberkahan dunia maupun di akhirat," pungkasnya.[] Rohadianto
Rubrik
Opini