2023, Pertumbuhan Ekonomi Ditaksir Tinggi Tapi Rakyat Morat-Marit

Kendaribertakwa.com: Media dakwah online di Kendari, Sulawesi Tenggara yang menyajikan berita Islami. Tampil dengan memandang berbagai peristiwa dengan sudut pandang Islam. Pusatnya artikel Islami untuk membangkitkan budaya literasi kaum muslimin khususnya di Kota Kendari.

Pengamat Ekonomi Islam Dr. Arim Nasim, SE., M.Si., Ak., CA. mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ditaksir akan tinggi namun terbukti ekonomi rakyat makin morat-marit, kemiskinan meningkat dan kesenjangan ekonomi makin parah.

“Bukti walaupun pertumbuhan tinggi tapi ekonomi rakyat makin morat marit, pemberhentian hubungan kerja (PHK) terus terjadi sehingga terus bertambah, kemiskinan makin meningkat dan kesenjangan ekonomi makin parah,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (2/1/2023).

Menurut Arim, akar masalahnya ada pada sistem ekonomi kapitalis, bahkan lebih kapitalis dibandingkan dengan negara kapitalis.

Salah satu pilar dari ekonomi kapitalis menurutnya adalah liberalisasi atau swastanisasi. Karena itu pengelolaan sumber daya alam (SDA) akhirnya dikuasai oleh oligarki seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO), dan nikel.

“Para oligarki berpesta pora sementara negara memungut pajak atau memalak rakyat untuk membiayai aktivitas negara,” ungkapnya.

Arim juga membeberkan, pertumbuhan ekonomi yang ditaksir akan meningkat pada tahun 2023 tersebut ternyata ditopang oleh investasi yang sebagian besar dalam bentuk utang dan kenaikan harga SDA. Namun, yang menikmati itu semua para kapitalis/oligarki.

“Hasil ekspor batu bara selama enam bulan saja tahun 2022 menurut Anthony Budiawan mencapai 420 triliun, tapi yang menikmati bukan rakyat tapi oligarki. Begitu juga ekspor CPO dan nikel yang menikmatinya para oligarki termasuk Cina yang menikmati hasil nikel Indonesia senilai 450 triliun lebih,” bebernya.

Karena itu, menurutnya semakin ironis, rakyat dipalak, sementara SDA diserahkan ke oligarki.

“Dari hasil batu bara dan nikel saja oligarki itu bisa merampok kekayaan minimal 1.000 triliun,” ungkapnya.

Menurutnya, harus dilakukan upaya penyadaran keburukan dan kejahatan sistem ekonomi kapitalis, serta masyarakat diajak untuk berjuang menegakkan sistem ekonomi Islam secara kaffah dalam sebuah institusi global.[]


Sumber: Media Umat | https://www.mediaumat.id

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال