Jangan Mencela Waktu, Celalah Dirimu


Nasihat Imam Syafii ini mengingatkan kita. Waktu memang terus berputar dengan segala yang ada, dengan baik dan buruknya. Karena itu bagian dari Qadha dan Qadar Allah.

Siang dan malam, hidup dan mati, semua bagian dari kehidupan yang datang dan pergi. Maka, menyalahkan waktu adalah kesalahan kita

نعيب زماننا والعيب فينا

وما لزماننا عيب سوانا

Kita mencela waktu kita, padahal cela itu ada pada diri kita. Tak ada cela pada waktu, kecuali pada diri kita sendiri

ولا تهجو ذا الزمان بغير ذنب

ولو نطق الزمان لنا هجانا

Janganlah kamu mengecam Dzat yang Punya waktu tanpa dosa. Andai saja zaman itu bisa berbicara kepada kita, pasti dia telah mengecam kita

فدنياك التصنع والترائي

ونحن به نخادع من يرانا

Duniamu penuh dengan acting dan pencitraan. Dengannya, kita menipu siapa saja yang melihat kita.

Beliau melanjutkan nasihatnya

إن لله عبادا فطنا

تركوا الدنيا وخافوا الفتنا

Sungguh, Allah mempunyai hamba yang cerdas. Mereka sanggup tinggalkan dunia dan takut terhadap fitnah.

نظروا فيها فلما

علموا أنها ليست لحي وطنا

Mereka telah mengkaji dan memikirkannya. Mereka tahu bahwa dunia itu bukanlah "tanah air" untuk hidupnya.

جعلوها لجنة واتخذوا

صالح الأعمال سفنا

Mereka jadikan dunia bak sungai, lalu mereka jadikan amal shalih sebagai perahunya

(Diwan Imam Syafii, Bahr Wafir, Qafiyah Nun)

####

Maka, apapun di dunia ini akan datang dan pergi. Seseorang, harta, kedudukan dan apapun keadaan yang ada, akan datang dan pergi

Kata Syamsuddin at-Tibrizi, "Jangan mencari orang (termasuk, harta, kedudukan atau apapun), karena mereka datang hanya sebagai hadiah di tengah jalanmu untuk menemukan dirimu sendiri."

Jadikanlah semuanya itu untuk memastikan dirimu menjadi hamba-Nya. Karena semua akan pergi. Hanya Allah Dzat yang Tidak Pernah meninggalkan kita. Karena Dia Maha Ada, dan selalu Ada Bersama kita

Gapailah ridha-Nya, bukan ridha yang lain! Cukuplah kita menyenangkan Allah, membuat-Nya ridha

يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية، فادخلي في عبادي، وادخلى جنتي!

Ya Rabb, terimalah hamba sebagai hamba-Mu yang Engkau ridhai!


Oleh: KH. Hafidz Abdurrahman, MA
Mudir Ma'had Syaraful Haramain



Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال