Seorang muslim seharusnya menjadikan eksistensi nya di muka bumi ini hanya untuk Islam. Bukan untuk jadi penguasa. Bukan untuk jadi pengusaha. Bukan untuk jadi ASN. Bukan untuk jadi buruh dll. Semua itu hanyalah aktivitas pendukung untuk berjuang. Tapi hanya menjadi pejuang Islam. Hidup dengan Islam dan karena Islam.
Ketika kita berazam menjadi pejuang Islam maka hidup kita juga hanya untuk Islam. Berarti poros hidup kita adalah Islam. Mengemban dakwah Islam merupakan pusat yang beredar disekelilingnya seluruh kepentingan pribadi kita. Karena itu setiap keputusan pribadi wajib menjadikan dakwah sebagai pertimbangan utama.
Saat memilih istri atau suami maka pemutusnya adalah dakwah. Saat memilih pekerjaan maka pemutusnya adalah dakwah. Saat pindah rumah maka pemutusnya adalah dakwah. Saat mbangun rumah maka pemutusnya juga dakwah. Yakni apakah saat memilih istri atau suami, pekerjaan, tempat tinggal dll maka aktifitas dakwah masih bisa tetap optimal?
Sebaliknya jika poros hidup kita adalah kepentingan pribadi. Maka setiap memilih apapun baik istri atau suami, pekerjaan, tempat tinggal dll Maka Maslahat pribadi menjadi pemutusnya. Dakwah hanya menjadi faktor sekunder bahkan tersier. Bahkan mungkin tak diingat sama sekali. Yang penting maslahat pribadi tercapai. Dakwah sesempatnya.
Itulah mengapa kemudian muncul pertanyaan untuk diri kita masing masing, "Apakah Anda tidak punya waktu utk Allah? Sementara utk istri punya waktu, utk anak punya waktu, utk pekerjaan punya waktu.."
Mari kita jawab pertanyaan ini dengan bukti bukan janji. Dengan amal bukan sekedar rencana. Dengan langkah bukan sekedar sumpah.
Surat Muhammad Ayat 7
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Allah pasti menolong hambaNya yang berjuang di jalanNya berupa pertolongan yang mengokohkan kedudukannya di dunia dan akhirat. Wallaahu a'lam.[]
Oleh: Ustaz Ir. Abu Zaid
Konsultan Keluarga Muslim
Rubrik
Nafsiyah