Pengemban dakwah itu harus bisa melihat kebenaran disaat yang lain gagal melihatnya, memperjuangkan kebenaran itu disaat yang lain meninggalkannya
Tapi juga bagian sifat pengemban dakwah adalah menghargai kebaikan sesederhana apapun, sebab yang dia lakukan adalah mengajak orang lain menjadi baik
Karena ujian pengemban dakwah adalah sudah merasa baik, karena itu memandang enteng kebaikan yang dilakukan orang lain, padahal itu berarti baginya
Misal ada seseorang yang terbiasa meninggalkan shalat 5 waktu, lalu mulai membaca dan menonton kajian-kajian shalat, walau dia belum juga mulai shalat
Kita tidak membenarkan perkara 'belum shalat'-nya, tapi kita juga harus memberi semangat agar dia lalu melakukan shalat, bukan malah menjatuhkan gairahnya
Terkadang pengemban dakwah lupa, bahwa dakwah intinya mengajak, dan mengajak itu tidak akan berhasil apabila orang sudah tidak suka dengan pengajaknya
Sampaikan sesuatu yang menyemangati, tanpa membenarkan maksiat yang dilakukan, dengan cara yang paling baik, paling sopan, paling menarik dan paling mudah
Tidak semua manusia semisal Abu Bakar, yang imannya tanpa tanding. Ada manusia yang harus melalui debat, ada yang lewat waktu, ada yang lewat akhlak yang baik
Tapi tak ada manusia yang tertarik dengan Islam lewat makian, cacian, kata kotor dan nista. Sebab alamiah manusia itu tenang, damai, dan itulah alamiahnya Islam
Lagipula kita tak pernah diwajibkan Allah mengubah manusia, sebab itu adalah kewenangan Allah semata. Sementara kita hanya diperintahkan menyampaikan saja
Kita berdakwah untuk kita, sebab ini kewajiban kita. Kita juga berdakwah sebab kita mencintai Allah dan Rasul, maka kita ingin agar yang lain merasakan keindahan ini.
Oleh: Ustaz Felix Y. Siauw
Rubrik
Nafsiyah