Seringkali kita merasa enggan melaksanakan dakwah khususnya amar ma'ruf nahi munkar karena takut kepada manusia. Lebih lagi karena merasa bisa mengancam nyawa. Juga mengancam pekerjaan atau maisyah.
Bahkan tak jarang ada yang rela meninggalkan dakwah karena takut mati atau takut miskin. Padahal dakwah tak mendekatkan pada ajal dan tidak menjauhkan dari rejeki.
Artinya tindakan meninggalkan dakwah karena takut mati atau takut miskin itu sia sia belaka. Tak ada gunanya. Karena jika qodho Allah dia mati pasti mati sedang apapun dia. Dan jika Allah sudah qodho kan miskin maka pasti miskin apapun kerja dia.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam khutbahnya,
أَلَا لَا يَمْنَعَنَّ رُجُلًا هَيْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُوْلَ بِحَقٍّ إِذَا عَلِمَهُ
Ingatlah, janganlah sekali-kali rasa segan kepada manusia menghalangi seseorang untuk mengatakan kebenaran jika ia mengetahuinya. Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu menangis kemudian berkata, “Sungguh, demi Allah, kita melihat banyak hal kemudian kita segan.”
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ahmad dengan tambahan,
فَإِنَّهُ لَا يُقَرِّبُ مِنْ أَجَلٍ وَلَا يُبَاعِدُ مِنْ رِزْقٍ أَنْ يُقَالَ بِحَقٍّ أَوْ يُذْكَرَ بِعَظِيْمٍ
Karena mengucapkan yang haq atau mengingatkan tentang suatu yang besar tidak mendekatkan kepada ajal dan tidak menjauhkan dari rezeki.
(HR. Ahmad (III/5, 19, 44, 47, 50, 53, 71, 87, 92), at-Tirmidzi (no. 2191), Ibnu Mâjah (no. 4007), dan Ibnu Hibbân (no. 275, 278-at-Ta’lîqâtul Hisân), al-Hâkim (IV/506), Abu Dâwud at-Thayâlisi (no 2265,2270), dan Abu Ya’la (no 1207).
Moga Allah Istiqomah kan kita dalam dakwah ini sampai husnul khotimah. Aamiin. []
Oleh: Ustaz Ir. Abu Zaid
Konsultan Keluarga Muslim
Rubrik
Nafsiyah