Muslimah India Tanpa Junnah


Ramai di pemberitaan para Muslimah berjilbab di Karnataka, India dilarang memasuki sekolah dan kampus. Tidak hanya itu, mereka juga mengalami berbagai pelecehan dan intimidasi oleh warga Hindu. Sejumlah pemberitaan maupun lewat video beredar memperlihatkan warga Hindu melakukan berbagai persekusi terhadap kaum Muslimah yang bertahan dengan busana islami mereka. Pada 2019, sebuah laporan menyebutkan dalam 10 tahun terakhir lebih dari 90 persen Muslim yang menjadi korban kekerasan. Namun, para pelaku kekerasan tersebut rata-rata bebas dari hukuman. Tidak hanya kepada Muslim dan Muslimah, masjid sebagai tempat ibadah kaum Muslim di India sering mengalami penyerangan disemprot dengan najis kotoran sapi. Termasuk kaum Muslim pun sering dipaksa mengucapkan puji-pujian kepada dewa-dewa mereka. Selain itu, tempat usaha dan kediaman warga Muslim sering jadi sasaran serangan. Hal ini memaksa sebagian warga Muslim mengungsi.

Tanpa junnah, inilah kondisi Muslim dan Muslimah di India termasuk negeri-negeri kaum Muslim lainnya. Penderitaan kaum Muslim. Karenanya, hal ini hanya bisa dihentikan dengan adanya junnah. Tentu junnah yang dimaksud adalah khalifah dalam sitem Islam yaitu khilafah. Karena hanya khilafahlah secara nyata akan menghentikan berbagai penderitaan, serta melindungi kehormatan Islam dan umatnya. Hal ini sebagaimana di Madinah, pernah terjadi seorang Muslimah yang tengah berbelanja di Pasar Yahudi disingkap pakaiannya oleh seorang Yahudi dari Bani Qainuqa. Seketika seorang pedagang Muslim melakukan pembelaan terhadap Muslimah tersebut. Namun, pedagang Muslim tersebut lalu dibunuh beramai-ramai oleh para Yahudi lainnya. Mendengar peristiwa tersebut, Rasulullah SAW murka. Beliau lalu mengirimkan pasukan untuk menghukum Bani Qainuqa. Kaum Muslim mengepung benteng Yahudi Bani Qainuqa selama 15 hari 15 malam. Akhirnya, mereka menyerah dan diusir dari Madinah. Demikianlah ketegasan Rasulullah SAW sebagai Kepala Negara Madinah kala itu.

Hal ini sesuai dengan yang disabdakan oleh baginda Rasulullah SAW:


إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu junnah perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan lain-lain).

Sistem Khilafah ala minhajin nubuwwah, sistem yang mengikuti metode kenabian. Sistem ini akan kembali dengan izin Allah, tanpa melihat apakah kita ikut atau tidak memperjuangkannya. Namun suatu kerugian besar bila kita tidak ikut serta memperjuangkannya. Karena kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan pahala berjuang di jalan Allah SWT. Bahkan terancam mati jahiliah sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW:


 مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِىَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِى عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan pada pemimpin, maka ia pasti bertemu Allah pada hari kiamat dengan tanpa argumen yang membelanya. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliah.” (HR. Muslim no. 1851).

Wallahu a'lam. []
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال