BNPT Keluarkan Sejumlah Ciri Penceramah Radikal, FDMPB: Cermin Islamofobia


Pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mengeluarkan sejumlah ciri penceramah radikal dinilai Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Ahmad Sastra sebagai cermin terjadi islamofobia di negeri ini. “Ini adalah cermin tengah terjadi islamofobia,” tegasnya kepada Mediaumat.id, Ahad (6/3/2022).

Menurutnya, islamofobia adalah narasi yang dibangun oleh Barat karena Barat melihat tengah terjadi berbagai indikasi kebangkitan umat Islam di mana-mana, setelah umat ini menyadari betapa nasibnya mengenaskan.

“Islamofobia itu agenda Barat untuk menghadang kebangkitan umat Islam di seluruh dunia dengan melakukan berbagai narasi stigmatis dan fitnah-fitnah keji atas umat Islam dan ajarannya,” ungkapnya.

Padahal secara normatif, kata Ahmad Sastra, Islam adalah agama sempurna yang datang dari Allah yang Maha Sempurna. Allahlah yang telah menurunkan Islam ini kepada para nabi dan rasul-Nya sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW. “Tapi, sepanjang usaha dakwah tauhid yang dilakukan oleh para nabi dan Rasul tidak pernah sepi dari berbagai tindakan persekusif dan diskriminatif, ini adalah sunatullah,” ujarnya.

Ia menilai, narasi radikalisme itu juga merupakan agenda Barat melalui Rand Corporation yang mengklasifikasi umat Islam menjadi empat kategori: radikal, moderat, tradisional dan modern. Keempat klasifikasi ini secara politis digunakan untuk memecah-belah umat Islam. Maka, faktanya umat Islam hari ini terpecah belah secara ideologis. Kondisi pecah belah umat Islam yang mengakibatkan lemahnya persatuan umat Islam inilah yang memang diinginkan oleh Barat.

“Di titik persoalan inilah mestinya bangsa ini menyadari sepenuhnya bahwa ada agenda Barat untuk menyerang Islam dan umat Islam. Jika yang terjadi sebaliknya, ada sebagian umat Islam yang justru percaya dengan agenda Barat ini, maka terjadilah kondisi kontraproduktif di tengah-tengah umat Islam. Tentu saja kondisi islamofobia ini yang diuntungkan adalah Barat dan merugikan umat Islam secara keseluruhan,” tandasnya.


Khilafah Ancaman Barat

Ahmad Sastra menuturkan, khilafah menjadi ancaman bagi ideologi Barat karena tidak bisa dilepaskan dari fakta sejarah masa lalu. Perang ideologi sendiri adalah perang abadi yang akan terus berlanjut hingga kapan pun. “Pertarungan hegemoni ideologis adalah sebuah keniscayaan. Pasca runtuhnya ideologi komunisme yang diemban oleh Uni Soviet, Barat lantas mengidentifikasi bahwa musuh masa depan ideologi kapitalisme sekuler demokrasi adalah Islam ideologis,” ungkapnya.

Menurutnya, Islam ideologis pada masa lalu termanisfestasi dalam bentuk institusi khilafah yang bertahan selama 1300 tahun dan mampu melumpuhkan ideologi kapitalisme. “Sementara ideologi kapitalisme terus menginginkan hegemoninya di seluruh dunia, maka gerakan-gerakan kesadaran ideologis akan dianggap sebagai ancaman. Terlebih jika ada komponen umat yang menyerukan khilafah, maka Barat merasa ancaman benar-benar telah muncul,” bebernya.

Ahmad Sastra mengatakan, Barat tidak melihat khilafah sebagai bentuk kesalahan, namun ini soal pertarungan hegemoni. Buktinya banyak ilmuwan Barat yang justru mengakui bahwa peradaban Islam masa lalu di bawah kekuasaan khilafah justru telah menjadi inspirasi bagi kemajuan sains dan teknologi Barat hari ini. Barat berutang budi kepada Islam, begitu kata Barack Obama suatu saat.

“Islam adalah agama rahmatan lil alamain, memberikan kebaikan kepada seluruh manusia di dunia dengan hukumnya yang adil. Tetapi pertarungan ideologi adalah sebuah keniscayaan, meski orang Barat sendiri paham bahwa kapitalisme demokrasi adalah sistem terburuk. Ini adalah tantangan kesadaran bagi umat Islam dan dunia,” katanya.


Islam Agama Dakwah

Terkait istilah kafir, Ahmad Sastra menilai hal itu bagian terminologi Islam yang memang telah dijelaskan dengan gamblang dalam Al-Qur’an dan hadits. Tujuannya tentu saja agar umat Islam tidak terjerumus kepada kekafiran dan juga sebagai ladang dakwah bagi umat Islam. “Islam itu agama dakwah, mengajak manusia kepada Islam dengan memberikan pemahaman dan pencerahan, tanpa paksaan, sebagaimana telah dilakukan oleh Rasulullah,” tuturnya.

Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS an-Nahl: 125).

Dengan tugas dakwah inilah, menurutnya, umat Islam memberikan proses pembelajaran dan pencerahan kepada umat manusia bahwa keimanan adalah kebaikan dan kekufuran adalah sebuah kegelapan. Islam memang melarang umatnya untuk menuduh kafir untuk menyakiti hatinya, namun Islam menganjurkan umatnya untuk menunjukkan jalan-jalan kebenaran Islam agar seluruh manusia mau masuk dalam agama Islam. “Islam mendekati mereka, bukan menjauhi. Islam menyapa lembut mereka, bukan mencaci. Islam itu indah dan damai. Dakwah Islam itu indah,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Sumber : https://mediaumat.id/bnpt-keluarkan-sejumlah-ciri-penceramah-radikal-fdmpb-cermin-islamofobia/
Gambar : alinea.id





Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال